NEWS UPDATE :  

Berita

Kasubdit KSKK Madrasah: Substansi P5RA Bukan pada Produk, Tapi Proses

Jakarta, min 1 paser - Di antara pembeda kurikulum merdeka dengan kurikulum sebelumnya adalah Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin (P5-PPRA) yang dalam Keputusan Menteri Agama (KMA) No 450 tahun 2024 disederhanakan dengan sebutan P5RA.

Dalam praktiknya, masih banyak madrasah yang memahami kesuksesan proyek ini dilihat dari sisi hasil atau produk yang dihasilkan siswa. Padahal yang lebih utama dari P5RA adalah proses-proses yang dilalui para siswa untuk menghasilkan produk tersebut.

"Substansi dari P5RA bukan pada produk, tapi pada proses," kata Kasubdit Kurikulum Evaluasi KSKK Madrasah Kemenag RI Abdul Basit pada Refreshment Fasilitator Daerah Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru MI, MTs, dan MA yang digelar Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama, di Redtop Hotel & Convention Center, Jakarta Pusat, Senin (19/8/2024).

Dalam aplikasinya, proyek ini dititik tekankan pada nilai yang muncul dalam proses seperti saat anak berinteraksi membuat proyek. Nilai yang diambil adalah dari nilai seperti proses diskusi, saat mencari literatur, dan dinamika dalam kelompok. "Apakah ada yang dominan, atau ada yang diam saja. Atau malah fasilitator yang dominan," ungkapnya.

Jika P5RA tidak fokus pada proses, maka menurutnya esensi dan nilai proyek bisa hilang. Sehingga dalam proyek ini, peran siswa harus lebih dominan dalam menentukan tema dan produk apa yang akan dikerjakan dan dihasilkan. 

"Jangan sampai orang tua siswa malah yang sibuk menyiapkan bahan untuk proyek," katanya mengungkapkan fakta dalam perjalanan P5RA.

Panduan dalam melaksanakan P5RA ini jelasnya, sudah tertuang dalam Keputusan Menteri Agama (KMA) No 450 tahun 2024. KMA ini adalah pengganti KMA 347 Tahun 2022. KMA ini sudah diterapkan di seluruh madrasah yang di dalamnya berisi Panduan P5RA, Panduan Kurikulum Madrasah, Panduan Pemilihan Mata Pelajaran Pilihan dan Panduan Pembelajaran dan Penilaian (assessment).

Untuk memaksimalkan pemahaman pada kurikulum merdeka, pihaknya juga rutin menggelar Ngaji Kurikulum. Giat ini bertujuan mendiskusikan tantangan pendidikan yang berdampak langsung terhadap siswa dan madrasah di seluruh Indonesia. Webinar Ngaji Kurikulum diharapkan bisa menemukan solusi inovatif untuk menghadapi tantangan pendidikan di era digital. 

Ia berharap para guru yang menjadi Fasda ikut memberi penjelasan terkait dengan esensi dari (KMA) No 450 tahun 2024 sehingga esensi Kurikulum Merdeka bisa terealisasi dengan baik.

Kegiatan Refreshment ini digelar mulai 19-22 Agustus 2024. Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi Proyek Realizing Education’s Promise yang didanai melalui IBRD Loan Nomor 8992-ID Tahun Anggaran 2024.

Kegiatan ini dihadiri oleh para guru fasilitator daerah dari berbagai provinsi di Indonesia untuk memperkuat kemampuan fasilitator dalam mendukung PKB guru-guru madrasah. Para peserta mendapatkan berbagai macam materi di antaranya tentang kebijakan implementasi Kurikulum Merdeka di madrasah dan praktik terkait penggunaan Learning Management System (LMS) untuk PKB guru. Para peserta juga mendapatkan teknik fasilitasi pembelajaran berbasis LMS, monitoring, evaluasi, dan penjaminan mutu kegiatan.

Penulis : Dzakirul Husni